Makalah Konsep Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan
DP : Iis Aprinawati, M.Pd

1. Konsep Pengetahuan
Dalam
pandangan umum, ilmu atau ilmu pengetahuan sering diartikan sebagai salah
sesuatu yang kita kenal atau ketahui mengenai suatu hal atau objek. Kita
mengetahui suatu hal tersebut diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, baik bersumber dari pengalaman kita sendiri dalam mengatasi
masalah yang dihdapi dalam kehidupan keseharian, dari informasi atau cerita
orang lain, dari kebiasaan atau adat istiadat.
Pengetahuan
dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek di alam nyata
menurut akal dengan jalan pengamatan. Berikut pengertian beberapa ahli tentang
pengetahuan:
a. Sidi
Gazalba dalam Sadulloh mengatakan
Pengetahuan adalah apa-apa yang diketahui sebagai hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari pada kenal, sadar, insyaf, mengerti,
dan pandai. Semua pengetahuan itu adalah milik atau isi pikiran.
b. Pudjawidjana,
Mendefinisikan pengetahuan sebagai reaksi pada manusia dengan semua rangsangan
yang terjadi di alat untuk melakukan indera penginderaan jauh pada objek
tertentu.
c. Menurut Onny S.
Prijono, Pengetahuan yang diperoleh dari nilai membiasakan orang-orang ini
mengembangkan rasa ingin tahu.
d. Sumadi (1996),
Menunjukkan bahwa pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat fakta,
simbol, proses, dan teori.
e. Notoadmojo (2002),
Mendefinisikan ide bahwa pengetahuan adalah hasil dari perilaku manusia yang
terjadi setelah penginderaan dari objek tertentu, teori serupa diungkapkan oleh
Locke.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas kami
menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang
melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara
formal maupun informal. Ada
teori tentang kebenaran yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah
pengetahuan itu benar atau salah,
a. Teori Korespondensi
Kebenaran
merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran merupakan
persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungannya. Teori
ini paling luas diakuai realis.
b. Teori Koherensi
Kebenaran
bukan persesuaian antara pikiran dengan kenyataan, melainkan kesesuaian secara harmonis
antara pendapat/pikiran kita dengan pengetahuan kita yang telah dimiliki. Teori
ini pada umumnya diakui olleh golongan idealis.
c. Teori
Pragmatisme
Kebenaran
tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kita hanya bisa mengetahui dari
pengalaman kita saja.
Menurut
Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan/ kebenaran yang dapat
diperoleh dan dimiliki manusia, yaitu:
a.
Pengetahuan biasa atau akal sehat
b.
Pengetahuan ilmiah
c.
Pengetahuan filsafat
d. Pengetahuan religi
Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap
positif, akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
Karakteristik
individu yang kurang pengetahuan antara lain:
a. Mengungkapkan informasi yang
tidak akurat. Informasi tidak disampaikan lengkap sehingga maksudnya menjadi
biasa.
b. Adanya salah pengertian atau
salah presepsi. Karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup biasanya terjadi
makna yang disampaikan menjadi salah.
c. Menanyakan kembali informasi
yang telah diberikan, kemampuan menerima informasi lambat sehingga pertanyaan
diulang-ulang.
d. Tidak terampil dalam
mendemonstrasikan sesuatu karena pengetahuan yang diterima tidak cukup biasanya
kurang mampu dalam mempergunakan sesuatu.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:
a. Intelegensi
Adalah keseluruhan kemampuan individu berpikir
dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara
efektif, intelegensi mengandung unsur pengetahuan atau rasio, yang banyak
digunakan dalam suatu tindakan atau perilaku semakin berintelegensi perilaku tersebut.
b. Emosi
Emosi atau
perasaan yang timbul disertai pekerjaan intellect dapat memperkuat dorongan
pengetahuan individu. Contohnya seperti individu mampu memahami atau tidak
suatu pekerjaan.
c.
Kepercayaan
Kepercayaan
merupakan dasar pengetahuan sesseorang mengenai apa yang diharapkan dari objek
tertentu. Kepercayaan datang dari apa yang telah diketahui kemudian akan
terbentuk suatu ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik suatu objek.
d. Pengalaman pribadi
pengalaman
pribadi Adalah sesuatu
yang dijalani, dirasakan, dan ditanggun. Pengalaman pribadi dapat membentuk
pengetahuan seseorang, pengalaman pribadi yang digeneralisasikan akan membentuk
streotif dan penghayatan seseorang.
e. Belajar
Belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan setiap kegiatan belajar
diharapkan akan ada perubahan pada diri individu, seperti tidak tahu menjadi
tahu.
f. Media
Massa
Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, dll mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan
orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu halmemberikan landasan kognitif
baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.
2. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Secara terminologis, dalam pandangan
dan konteks akademis, istilah ilmu atau science
itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri) dan
syarat-syarat tertentu sehingga disebut ilmu pengetahuan. Berikut pengertian
beberapa ahli tentang Ilmu Pengetahuan:
a. Mappadjantji Amien: Menurutnya,
pengertian ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang berawal dari pengetahuan,
bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek
pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan
untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali
potensi fitrawi guna mengenal Allah.
b. Syahruddin Kasim: Menurut
Syahruddin Kasim, bahwa pengertian ilmu pengetahuan adalah pancaran hasil
metabolisme ragawi sebagai hidayah sang pencipta yang berasal dari proses
interaksi fenomena fitrawimelalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional
empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam semesta demi untuk
menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan.
c. Helmy A. Kotto: Pengertian
ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto bahwasanya ilmu pengetahuan adalah
suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
d. Sondang Siagian: Menurut Sondang
Siagian bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki
sekelompok prinsipol, dalil, rumus, yang melalui percobaan yang sistematis
dilakukan berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip
dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
e. Soerjono
Soekanto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Soerjono Soekanto adalah
pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan
kritis oleh setiap orang lain yang mengetahuinya.
Jadi, pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah
segala sesuatu yang dikenal mengenai suatu obyek, yang diperoleh dari
pengalaman dalam mengatasi masalah, dari informasi atau cerita orang lain, dan
dari kebiasaan atau adat istiadat.
Ilmu terutama berfungsi menjawab
pertanyaan mengapa, artinya menjelaskan hubungan sebab akibat (kausalitas).
Ilmu dikembangkan melalui kegiatan berfikir kritis, yaitu kegiatan berpikir
melalui tahap-tahap penetapan problema dalam bidang ilmu yang bersangkutan,
kemudian hipotesis (dugaan solusi atas problem disertai argumentasi bahwa
solusi itu tepat), kemudian disusul dengan tahap pengujian hipotesis itu secara
empiris, dan akhirnya penarikan kesimpulan berupa generalisasi, prinsip, hukum,
rumus dan sebagainya. Jadi
ada dua jalan besar yang bisa kita tempuh sebagai usaha dalam mencari ilmu
pengetahuan, cara pertama yaitu dengan melihat buku panduan yang diberikan oleh
Allah SWT lalu mencocokkan dengan alam semesta sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menjalani hidup, cara kedua yaitu dengan melakukan riset sendiri
sebagai usaha mencari dan mengumpulkan pengertian tentang alam serta peristiwa
yang terjadi mengingat sungguh berharganya sebuah ilmu pengetahuan. Kita
dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan kosong tanpa ilmu oleh karena itu wajib
belajar agar memperoleh kemudahan dalam menjalani hidup. Menurut Aris Hendro F,
dan Widiatmoko mengungkapkan bahwa batas-batas lingkup ilmu adalah batas
pengalaman manusia. Batas lingkungan manusia adalah batas lingkup karena
metode yang digunakan dalam menyusun
harus telah teruji kebenarannya secara empiris. Ilmu hanya berwenang dalam
menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan. Masalah baik dan buruk di
tangani moral dan masalah indah dan tak indah diurus estetika. Ilmu butuh
bimbingan moral. Bila tidak ada bimbingan moral, terjadi saling menghancurkan
dan menghancurkan diri.
B. Karakteristik Ilmu dan Kriteria Ilmu Pengetahuan
Perkembangan budaya akan melahirkan ilmu-ilmu
baru untuk semakin mempermudah kehidupan masyarakat. Secara umum karakteristik
ilmu adalah:
1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu
dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru. Setiap orang
dapat menggunakan atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain, dan tidak
menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. Contoh:
a. Dengan kemajuan teknologi, dalam
bidang kedokteran terus berlanjut tentang penemuan cara pengobatan berbagai
penyakit, yang dapat digunakan oleh setiap dokter untuk terus
dikembangkan
b. Penemuan
pemberantasan hama oleh seorang peneliti dalam bidang pertanian, dapat
dijadikan ilmu oleh seorang petani
2. Kebenarannya tidak mutlak
Penelitian
merupakan kegiatan yang dilakukan manusia, sehingga kebenaran suatu ilmu tidak
selamanya mutlak. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin terjadi terletak pada
manusia yang kurang tepat dalam penggunaan metode tersebut, dan bukan hanya
pada kesalahan metode. Contoh:
a. Penemuan
obat tertentu untuk penyakit tertentu, satu waktu dapat berubah jenis maupun
komposisi obatnya yang lebih paten.
b. Pendekatan
dalam pembelajaran muncul berbagai nama, misalnya pembelajaran partisipatif,
kontekstual learning, kooperatif learning.
3. Bersifat Objektif
Prosedur
kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu tidak dapat
tergantung pada pemahaman secara pribadi, melainkan didasarkan pada metode yang
bersifat ilmiah, Contoh:
a. Penemuan
obat untuk penyakit tertentu diawali dengan penelitian di laboratorium atau di
uji coba terlebih dahulu sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang dapat
dipertanggungjawabkan
b. Istilah
dalam pembelajaran muncul dengan diawali penggunaan dalam pembelajaran,
kemudian diteliti efektivitas dari penggunaan pendekatan tersebut.
Kemudian
disosialisasikan Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu yaitu:
4.
Bersifat Rasional
Hasil
dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang
bersifat objektif. Contoh:
a Penggunaan pembelajaran partisipatif dapat
menumbuhkan kreativitas pada siswa, karena pada pelaksanaannya setiap siswa
diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat/gagasan, atau dalam
mengambil keputusan.
B Penggunaan
pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kerjasama diantara peserta belajar,
karena dalam pelaksanaannya peserta belajar dibagi dalam kelompok kecil untuk
memecahkan suatu permasalahan.
5. Bersifat Empiris
Ilmu
diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak
abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan
ilmu. Contoh:
a. Penggunaan pembelajaran
partisipatif didasarkan pada pengamatan bahwa keaktifan dan kreatvitas peserta
didik sangat memuaskan, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam berbagai aspek .
b. Penggunaan pembelajaran
kooperatif dianggap efektif dalam menciptakan peserta didik untuk belajar
bekerja sama ketika harus memecahkan suatu masalah
6. Bersifat Umum
Hasil
dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak hanya
dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan
secara makro tanpa dibatasi oleh ruang. Contoh:
a. Penggunaan model pembelajaran
partisipatif ataupun pembelajaran kooperatif tidak hanya digunakan oleh seorang
guru dalam mata pelajaran tertentu, tetapi dapat juga digunakan oleh guru
lainnya dalam mata pelajaran yang berbeda.
b. Cara memeperoleh bayi tabung
dapat dimanfaatkan di seluruh wilayah sesuai dengan kebutuhan.
7. Bersifat Akumulatif
Hasil
ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu
sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul
ilmu- ilmu baru lainnya. Contoh:
a. Setelah muncul model pembelajaran
partisipatif dan model pembelajaran kooperatif, muncul lagi model pembelajaran
lainnya , misalnya model kontekstual learning.
b. Dalam bidang kedokteran muncul
cara lain dalam menangani pasen, misal bagi yang ginjal tidak selamnya harus
cuci darah tetapi bisa melalui cangkok ginjal.
C.
Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan
Istilah pedagogik (bahasa Belanda: paedagogiek, bahasa Inggris: pedagogy) berasal dari dua kata dalam
bahasa Yunani kuno, yaitu paedos yang
berarti anak dan agogos yang berarti
mengantar, membimbing atau memimpin. Dari kata paedos dan agogos terbentuk
istilah paedagogos yang berarti
seorang pelayan atau pembentu pada zaman Yunani kuno yang tugasnya mengantar
dan menjemput anak majikannya ke sekolah, selain juga bertugas untuk selalu
membimbing atau memimpin anak-anak majikannya. Selanjutnya terjadi perubahan
istilah, yang dulunya sebagai pelayanan atau pembantu menjadi pedagog yang memiliki arti sebagai ahli
didik atau pendidik. Menurut pendapat Ngalim Purwanto (2004:3) Paedagogie artinya pendidikan, sedangkan
paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Pedagogik atau ilmu pendidikan adalah
ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan
mendidik. Namun secara prinsipil, bahwa dalam pendidikan anak ada kewajiban
untuk membimbing hingga mencapai kedewasaan (Syaripudin & Kurniasih, 2008).
Di sisi
lain, ada juga paedagogia, yaitu
pergaulan dengan anak-anak yang kemudian berubah menjadi paedagogie atau pedagogi
yang berarti praktik pendidikan anak atau praktik mendidik anak; dan
terbentuklah istilah paedagogiek atau
pedagogik yang berarti ilmu
pendidikan anak atau ilmu mendidik anak.
Dalam
beberapa literatur, ditemukan di antara pendidik dan ahli ilmu pendidikan
menyatakan pedagogik sebagai ilmu pendidikan atau ilmu mendidik. Dengan
demikian pedagogik lebih tertuju pada ilmu pendidikan yang menerangkan tentang
bagaimana kita membimbing dan mendidik anak. Sedangkan pedagigy lebih
menekankan pada aspek praktis yang menyangkut kegiatan mendidik dan kegiatan
membimbing anak.
Sebagaimana
ilmu pada umumnya, pedagogik mempunyai fungsi tertentu. Pedagogik mempunyai
lima fungsi :
a. Fungsi
deskriptif dan preskriptif.
Maksudnya
bahwa pedagogik, selain berfungsi untuk menggambarkan atau menjelaskan mengenai
apa, mengapa dan bagaimana sesunggunya pendidikan anak (deskriptif), juga
berfungsi untuk memberikan petunjuk tentang siapa seharunya pendidik dan
bagaimana seharusnya pendidik bertindak dalam rangka mendidik anak.
b. Fungsi
memprediksi.
Penggambaran
atau penjelasan mengenai pendidikan anak sebagai suatu hasil studi dalma
pedagogik mengimplikasikan bahwa pedagogik akan dapat memberikan
prediksi-prediksi tertentu tentang apa yang mungkin terjadi dalam rangka
pendidikan anak.
c. Fungsi
mengontrol.
Berdasarkan prediks-prediksi seperti
dijelaskan di atas, maka dengan pedagogik itu dapat dilakukan kontrol
(pengendalian) agar sesuatu yang baik/yang diharapkan berkenaan dengan
pendidikan anak dapat terjadi, sedangkan sesuatu yang tidak baik/yang tidak
diharapkan yang berkenaan dengan pendidikan anak tidak terjadi.
d. Fungsi mengembangkan.
Maksudnya bahwa pedagogik mempunyai fungsi
untuk melanjutkan hasil penemuan yang lalu dan berupaya untuk menghasilakan
temuan-temuan yang baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh
seseorang melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya
baik secara formal maupun informal. Ilmu pengetahuan adalah segala sesuatu yang
dikenal mengenai suatu obyek, yang diperoleh dari pengalaman dalam mengatasi
masalah, dari informasi atau cerita orang lain, dan dari kebiasaan atau adat
istiadat. Secara umum
karakteristik ilmu adalah:
1.
Bersifat
akumulatif dan merupakan milik bersama.
2.
Kebenarannya tidak mutlak
3.
Bersifat objektif
4.
Bersifat rasional
5.
Bersifat Empiris
6.
Bersifat umum
7.
Bersifat
Akumulatif
Dengan demikian pedagogik lebih tertuju pada
ilmu pendidikan yang menerangkan tentang bagaimana kita membimbing dan mendidik
anak. Sedangkan pedagigy lebih menekankan pada aspek praktis yang menyangkut
kegiatan mendidik dan kegiatan membimbing anak.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi yang membaca khusunya bagi kami dan khalayak ramai umumnya. Dan
semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
[Diakses 23
Februari 2018].
Saka, Ambo. (2008). Pendidikan Disiplin Ilmu. Bekasi: Ganeca
Exact
Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi suatu
Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Syarifudin,
T. Kurniasih. (2008). Pengantar Filsafat
Pendidikan. Bandung: Percikan ilmu
Ngalim Purwanto. (2006). Ilmu
pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosda Karya
Post A Comment:
0 comments: